Sekilas Tentang Sabun

Sekilas Tentang Sabun

Sabun sudah terkenal sejak zaman dahulu kala. Sekelompok pakar arkeologi menemukan sabun dalam bentuk tabung saat melakukan penggalian dan setelah di teliti ternyata benda tersebut berasal dari zaman pra sejarah yaitu 2800 tahun sebelum masehi.

Ini membuktikan bahwa sabun sudah di kenal orang sejak zaman dahulu. Kemudian setelah di tilik balik melalui dokumen-dokumen peninggalan sejarah, di ketahui bahwa sabun sudah di kenal di zaman Musa, di zaman Yunani Kuno, Mesir Kuno hingga peradaban roma di mana orang mulai keranjingan mandi sebagai salah satu bentuk menjaga kebersihan diri.

Di zaman modern, pembuatan sabun telah dikenal sejak abad 15. Di Prancis di produksi sabun buatan tangan ber merk Marseilles. Lalu pada masa revolusi Industri, Andrew Pears pada tahun 1789 menciptakan sabun transparan berkualitas tinggi. Tahun 1865, William Shepphard menciptakan sabun cair. Tahun 1898, B.J. Johnson mengembangkan sabun Palmolive yang pertama dan yang paling terkenal di dunia. Bahkan hingga sekarang merek sabun Palmolive ini masih dapat kita jumpai di pasaran. Meski tentu saja bukan palmolive yang itu.

Teknologi pembuatan sabun dunia terus menerus berkembang dan mencapai titik puncaknya di masa perang dunia kedua. Ketika deterjen di ciptakan oleh ilmuwan Amerika. Deterjen memiliki daya cuci yang tinggi karena mengandung surfaktan sehingga dapat membersihkan baju dengan tingkat kekotoran yang tinggi.

Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci, baik pakaian, perabotan, badan, dan lain-lain yang terbuat dari campuran alkali, dan trigliserida dari lemak. Sabun dibuat secara kimia melalui reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi penyabunan.

Dalam proses ini asam lemak akan terhidrolisa oleh basa membentuk gliserin dan sabun mentah. Sabun tersebut kemudian akan di olah lagi untuk menyempurnakannya hingga kemudian sampai ke kita. Sabun pada mulanya berbentuk batang. Lalu seiring dengan kemajuan zaman, di buatlah sabun colek, sabun sintetis atau deterjen.

Berikut ini adalah skema reaksi penyabunan dalam proses pembuatan sabun.

C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH => C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR

Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.  Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.

Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan.

Dalam sabun terdapat zat aktif yang di sebut surfaktan. Zat aktif ini merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.

Hingga saat ini, kita sering menemui jenis-jenis sabun yang sering kita gunakan di rumah tangga. baik untuk mencuci piring, mandi ataupun bersih-bersih. Berdasarkan kegunaannya sabun di bedakan menjadi 3, yaitu:

  1. Sabun cuci, adalah sabun yang digunakan untuk mencuci. Ada yang berbentuk batang, cair ataupun detergen.
  2. Sabun mandi, adalah sabun yang digunakan untuk mandi. Biasanya berbentuk padat dan cair.
  3. Sabun cukur, adalah sabun yang digunakan saat bercukur. Biasanya memiliki busa yang banyak dan tahan lama.

Sekilas Tentang Sabun

You May Also Like

About the Author: Literasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *