Kerja Sama Mata dan Otak Untuk Menciptakan Makna

Mata dan Otak

Sebuah study, yang diedarkan di Nature Communications, memperlihatkan jika tiap penilaian pra-pemrosesan bisa berjalan cepat sekali – cuman di dalam 100 ms sesudah mata tertuju pada kata awalnya. Beberapa periset mendapati bahwa kegiatan saraf yang dibutuhkan untuk scan kata selanjutnya dalam sebuah kalimat bertambah sesuai komplikasi kata.

Kerja Sama Mata dan Otak

Wacana yang didapat oleh team periset, yang berbasiskan di Kampus Pusat Kesehatan Otak Manusia, bisa menolong memberikan dukungan program analisis dan training untuk beberapa orang dengan tipe disleksia tertentu di mana pra-pemrosesan kalimat terusik.

Team sudah memakai beberapa prinsip yang disoroti dalam study mereka untuk menyarankan teori baru mengenai bagaimana manusia melihat panorama yang lain lebih umum saat mereka memperhatikan dan mengarahkan dunia di sekitaran mereka.

Dalam makalah teoretis ke-2 , yang diedarkan dalam Trends in Cognitive Neuroscience , team memperlihatkan jika manusia tak perlu menyaksikan object cuman satu per satu (dalam seri), dan mereka pun tidak menyaksikan poin secara bertepatan (secara paralel). Kebalikannya, mereka membuat aliran penilaian, di mana arti dari 1 object diputuskan sementara daerah otak yang lain secara bertepatan putuskan poin selanjutnya yang perlu.

Proses ini dikoordinasikan oleh gelombang alfa di otak dan terjadi cepat sekali, dengan mata bergerak sekitaran 3-4 kali tiap detik.

Yali Pan, rekanan penulis di ke-2 study itu, menjelaskan: “Kecepatan di mana beberapa peserta dalam eksperimen kami sanggup mengenal komplikasi kata selanjutnya dalam posisi betul-betul mengagumkan, dan lebih cepat dari yang kami perkiraan.”

Dalam study uji coba, team memakai gabungan tehnologi pencarian mata dan pengukur medan magnet di otak untuk memandang kegiatan ini. Sementara pencarian mata bisa dipakai untuk memperlihatkan secara tepat bagaimana mata bergerak dan object atau kata apa yang difiksasinya, magnetoencephalography, atau MEG, mengutarakan apa yang terjadi ‘di belakang monitor’ saat otak mengolah info ini..

Beberapa periset minta 39 peserta berumur di antara 18 dan 35 tahun untuk membaca rangkaian kalimat di monitor. Dalam tiap kalimat, satu kata ‘diberi tag’ — kata itu diprogram untuk berkedip-kedip pada frekwensi tinggi (60Hz). Walau beberapa peserta tidak bisa mengetahui ini dengan sadar, itu diambil oleh daerah tertentu di otak mereka dan diketahui oleh sensor MEG.

Dengan mengawasi signal MEG dan pencarian mata, beberapa periset dapat memperoleh deskripsi detil mengenai apa yang beberapa peserta fiksasi pada kalimat yang lain dalam sebuah text, dan bagaimana beragam wilayah otak mengolah info itu.

Profesor Ole Jensen, rekanan penulis, menjelaskan: “Pahami bagaimana otak mengartikan info tercatat bisa menolong kami meningkatkan alat diagnostik yang lebih hebat untuk keadaan seperti disleksia. Riset kami sudah secara jelas memperlihatkan jika pencarian mata dan penyekenan otak harus didalami bersama untuk memperoleh wacana yang memiliki arti ke proses ini.”

Rekanan penulis Dr Steven Frisson menambah: “Bagus sekali untuk menyaksikan bagaimana wilayah otak yang lain bertanggungjawab untuk beragam tipe pemrosesan visual, dan bagaimana penilaian ini bisa memberikan kita wacana yang serupa sekali baru mengenai jalinan di antara pemahaman visual dan arti di otak.”

 

Kerja Sama Mata dan Otak Untuk Menciptakan Makna

You May Also Like

About the Author: Literasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *